Jumat, 14 Desember 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI DALAM KELUARGA



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI
DALAM KELUARGA



A.     Sosialisasi
Berger dalam Kamanto Sunarto (2004:23) mengemukakan bahwa sosialisasi yaitu sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” yaitu proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpatisipasi dalam masyarakat. Defenisi ini disajikan dalam suatu pokok bahasan berjudul “society in man” di sini tergambar pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat di masukan ke dalam manusia.
Kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam tiap kelompok kemudian menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan.
Sedangkan menurut Nasution, S (1995:126) sosialisasi adalah soal belajar dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan dan sebagainya.
B.      Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Menurut Bureau dalam Vembriarto (1993:33) mengemukakan bahwa keluarga ialah “goup of two or more persons residing together who are related blood, marriage, or adoption”. Dapat didefenisikan bahwa:
1.     Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri  atas ayah, ibu dan anak.
2.    Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan adopsi.
3.    Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
4.    Fungsi keluarga memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasi nya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Gertrude Jaeger dalam Kamanto Sunarto (2004:26) mengemukakan bahwa peran para agen sosialisasi pada tahap awal ini, terutama orang tua sangat penting. Sehingga sang anak sangat tergantung pada orang tua dan apa yang terjadi antara orang tua dan anak pada tahap ini jarang diketahui orang luar. Dengan demikian anak terlindung terhadap penyalahgunaan kekuasaan yang sering dilakukan orang tua terhadap mereka seperti penganiayaan  (child abuse), perkosaan dan sebagainya.


C.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi dalam Keluarga
Pribadi atau makhluk sosial merupakan kesatuan integral dari sifat-sifat individu yang berkembang melalui proses sosialisasi dan yang mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dalam masyarakat. F. G. Robbins dalam Vembriarto. St (1993:20) mengemukakan secara umum ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan sosial yaitu:
1.       Sifat Dasar
Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya.
2.       Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu sel telur yang telah dibuahi pada saat konsepsi itu berkembang sebagai embrio dan fetus dalam lingkungan prenatal.
3.       Perbedaan individual
Perbedaan individual meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik, ciri-ciri mental dan emosional, ciri-ciri personal dan sosial.
4.       Lingkungan
Lingkungan merupakan kondisi-kondisi disekitar individu yang mempengaruhi proses sosialisasi nya, lingkungan ini mencakup lingkungan alam, kebudayaan dan manusia lain.


5.       Motivasi
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi ini dibedakan menjadi dua yaitu dorongan dan kebutuhan.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi dalam keluarga dikemukakan oleh Nasution, S (1995:127) bahwa sosialisasi dalam keluarga tidak selalu berjalan dengan lancar karena adanya sejumlah kesulitan, antara lain:
1.       Kesulitan Komunikasi
Bila anak tidak mengerti apa yang diharapkan dari padanya atau tidak tahu apa yang diinginkannya dalam keluarga, hal ini akan terjadi bila anak tidak memahami lambang-lambang seperti bahasa isyarat dan sebagainya.
2.        Adanya perbedaan perilaku
Orang tua mengharapkan setiap anaknya agar jujur, tidak merokok akan tetapi kode siswa mengharuskan Nya turut dalam sosial, contek-mencontek, merokok dan sebagainya. Jika tidak ia akan dikucilkan dari kelompok.

D.     Metode-metode yang Digunakan
Vembriarto, St (1993:24) mengemukakan bahwa metode-metode yang dipergunakan oleh orang dewasa dalam mempengaruhi proses sosialisasi anak dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu:
1.     Metode Ganjaran dan Hukuman
Tingkah laku anak yang salah, tidak baik, tercela, kurang pantas. Tidak diterima oleh keluarga mendapatkan hukuman badan, sedangkan sebaliknya mendapatkan ganjaran seperti bersifat material dan non material.
2.    Metode Didactic Teaching
Dengan metode ini kepada anak diajarkan berbagai macam-macam pengetahuan dan keterampilan melalui pemberian informasi, ceramah dan penjelasan.
3.    Metode Pemberian Tugas
Dengan metode ini akan terjadi proses imitasi tingkah laku dan sifat-sifat orang dewasa oleh anak. Proses imitasi dapat terjadi secara sadar, dapat pula tidak disadari. Tertanam nya nilai-nilai, sikap keyakinan dan cita-cita dalam diri anak terutama melalui proses imitasi secara tidak sadar.


DAFTAR PUSTAKA

Nasution, s. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Vembriarto, St. 1993. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar